BAGAIMANA SEHARUSNYA SAYA BELAJAR ?
_______________________

“Saya sudah belajar keras kok masih belum mendapat nilai bagus ya?”
Kalimat senada sering kita dengar atau bahkan kita sendisi sering mengucapkannya. Sudah capek-capek belajar, nilai yang didapatkan masih tetap belum bagus. Tentu ada yang salah, tapi yang mana?. Kamu harus tahu apa sih belajar itu dan bagaimana seharusnya kamu belajar?

Apa sih yang dimaksud dengan belajar?.
Cronbach dalam bukunya Educational Psychology menyatakan bahwa: Learning is shown by a change in behavior as a result of experience (Cronbach:1954). Belajar adalah mengalami dengan membawa perubahan sebagai resultan dari pengalaman. Dengan begitu ada beberapa hal pokok dalam belajar:

a). Belajar itu membawa perubahan (dalam arti Behavioral changes, baik aktual maupun potensial)
b). Perubahan yang dimaksud adalah adanya kecakapan, kemampuan dan/atau pemahaman baru
c). Perubahan itu diperoleh dengan usaha.

Kemudian, untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam belajar, kita harus mengetahui terlebih dahulu, apa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar. Faktor itu dibedakan menjadi dua, faktor internal dan eksternal.

a). Faktor Internal. Adalah faktor yang berasal dari diri subyek belajar. Faktor ini dibedakan menjadi dua:
1. Internal-Psikologis. Adalah faktor yang berhubungan dengan kejiwaan subyek. Terutama dalam hal ini adalah motivasi apa yang mendasari seseorang untuk belajar. Semakin besar semangat untuk belajar maka semakin besar hasil yang didapat, begitu pula sebaliknya, semakin terpaksa maka semakin sulit untuk belajar. Kondisi perasaan juga turut menentukan. Apakah pada saat belajar dia sedang kalut, cemas, ceria ataukah datar-datar saja, itu juga mempengaruhi belajar.
2. Internal-Fisiologis. Adalah faktor yang berhubungan dengan jasmani subyek. Termasuk di dalamnya subyek berada dalam kondisi fit atau lelah, gizi cukup atau kurang, mengantuk atau terjaga.

b). Faktor Eksternal. Adalah faktor yang berasal dari lingkungan pada saat belajar.
1. Eksternal-Sosial. Adalah kondisi lingkungan tempat belajar dilakukan, terutama yang berhubungan dengan sosialnya. Misalnya apakah disekitar tempat belajar ada orang lain sedang beraktivitas yang dapat mengganggu, misalnya bercakap-cakap atau mendengarkan musik sehingga suara terdengar subyek. Kehadiran orang lain bisa secara langsung (ada orangnya) atau pun tidak langsung (hanya terdengar suaranya). Faktor sosial bisa juga berupa kondisi latar belakang sosial, seperti apakah manusia disekitarnya juga belajar, sesama pelajar atau tidak, juga budaya belajar, apakah mendukung atau tidak.
2. Eksternal-Non Sosial. Secara umum dapat disebut faktor sarana-prasarana atau fasilitas belajar. Bagaimana kondisi suhu ruangan, bagaimana keluasan ruang, cuaca, waktu, alat peraga, letak pencahayaan dsb.

Tipe seseorang dalam belajar
Selain faktor-faktor diatas, kita juga harus mengetahui dahulu tipe apakah gaya belajar kita. Secara garis besar, gaya belajar seseorang dapat dibedakan menjadi tiga: Audioteri, Visual dan Kinestetik.

Tipe Audioteri lebih suka--artinya lebih banyak hasilnya--belajar dengan sisi pendengaran yang lebih dominan dalam menerima pelajaran. Dalam kelas dia jarang memperhatikan guru, namun telinganya peka dalam menangkap apa yang diterangkan gurunya. Tipe Visual lebih mudah menerima pelajaran dengan pengelihatan yang lebih dominan, misalnya dengan melihat apa yang ditulis guru di papan tulis, membaca dan sebagainya. Sedangkan tipe Kinestetik adalah seseorang yang lebih mudah menerima pelajaran yang dilakukan dengan gerakan. Ciri utamanya (dan ini yang sering membuat kesal guru yang tidak mengerti psikologi pendidikan): Tidak pernah diam ketika menerima pelajaran. Misalnya, sebentar-sebentar berdiri, duduk tidak tenang, mempermainkan apa yang ada di dekatnya. tetapi juga harus diperhatikan apakah yang dilakukan siswa seperti itu murni karena gaya belajar ataukah sengaja (dalam artian ingin mengganggu). Disamping itu pula ada tipe campuran, misalnya Ausioteri-Visual atau Visual-Kinestetik atau bisa ketiga-tiganya.

Lalu, bagaimana saya harus belajar?
Satu hal yang perlu kamu ingat: Jangan suka meniru gaya belajar temanmu dengan sembarangan. Ini sangat sering terjadi, misalnya kita melihat teman yang pandai lalu meniru cara belajarnya. Ini tidak perlu, yang terpenting adalah bagaimana kamu mengoptimalkan dirimu sendiri dalam belajar. Meniru cara belajar teman boleh, asal jika kamu sudah tahu bahwa tipe kamu dengan dia mempunyai kesamaan.

Merujuk pada tipe gaya belajar dan faktor-faktor penunjang belajar, maka beberapa hal dibawah ini perlu kamu perhatikan untuk mengoptimalkan hasil dari belajar, baik sendiri (di rumah) maupun bersama-sama (belajar kelompok atau di kelas):

1. KETAHUI TIPE BELAJARMU. Dengan begitu kamu bisa mengerti bagaimana atau dengan apa kamu harus belajar. Jika kamu termasuk tipe Audioteri, kamu bisa memanfaatkan media seperti radio/ televisi, membaca buku dengan mengeraskan suara dan belajar di kelas dengan mendengarkan penjelasan guru. Jika kamu termasuk tipe Visual, maka kamu bisa memanfaatkan media visual (media cetak/elektronik), membaca buku (apalagi yang bergambar), membuat pengertian dengan menggambar apa yang dipelajari, belajar dengan gambar/tabel dan memperhatikan guru di depan kelas. Jika kamu termasuk tipe kinestetik, maka kamu bisa memperagakan apa yang kamu pelajari, menggunakan gesture (gerak tubuh), melakukan percobaan dan sebagainya.

2. BANGUN MOTIVASI DARI DALAM DIRI SENDIRI. Ingat, belajarmu untuk dirimu sendiri!!. Jadi kamu harus menekankan bahwa kamu lah yang ingin belajar, bukan pelajaran yang ingin supaya dipelajari oleh kamu!. Jangan menungu disuruh guru atau orang tua. Motivasi dari dalam diri sendiri lebih besar pengaruhnya, terutama pada kinerja otak. Salah satu cara membangun motivasi adalah dengan cita-cita. Kembangkan cita-citamu, maka kamu akan bersemangat meraihnya, salah satunya adalah dengan belajar. Jangan belajar karena merasa terpaksa.

3. JANGAN BELAJAR JIKA PERASAAN TIDAK TENANG. Mengapa? karena tidak ada gunanya, hanya membuang waktu dan energi. Jika kamu sedang dirundung masalah, maka tenangkan dirimu dulu.

4. SIAPKAN KONDISI FISIKMU. Diantaranya: penuhi kebutuhan gizi, belajar dalam kondisi tubuh sedang fit/ sehat. Maka dari itu, jangan terlalu banyak beraktifitas yang menguras energi sesaat sebelum belajar.

5. CARI LINGKUNGAN SOSIAL YANG KONDUSIF. Belajar ditempat yang tidak terlalu ramai, belajar ditempat dimana orang-orang disekitarnya mempunyai budaya belajar yang sama, itu sebabnya siswa di asrama atau di rumah lebih konsentrasi belajar daripada di kos-kosan. Ada baiknya belajar dengan teman yang lebih mengerti sehingga kamu bisa bertanya jika ada yang tidak kamu mengerti. Belajar dengan mendengarkan musik juga tidak disarankan, kecuali musik instrumental. Musik dengan lirik justru membuat konsentrasimu terpecah. Dari penelitian diketahui bahwa setelah mendengar kata (termasuk dari lagu) maka otak kita akan mencernanya (membangun asosiasi) sehingga jika musik berlirik mengiringi belajarmu, maka otakmu bekerja pada dua hal: belajar dan mencerna kata. Kecuali jika lagu itu berkaitan dengan apa yang kamu pelajari.

6. LINGKUNGAN FISIK YANG MEMADAI. Usahakan belajar di tempat yang sejuk, pencahayaan cukup, udaya yang mengalir bebas, apalagi jika kamu mempunyai alat peraga atau fasilitas belajar lain yang dapat membantu kamu dalam memahami pelajaran.

7. NIATKAN UNTUK IBADAH. Seolah-olah terlihat seperti orang bodoh? keliru jika kamu berpendapat seperti itu. Dengan meniatkan belajar untuk ibadah, banyak hal yang bisa kamu dapatkan terutama ketenangan psikologis dan tentunya: ridha Allah.

Sekedar saran
Waktu belajar yang paling baik adalah: DINI HARI.
Ini adalah budaya yang jarang dilakukan, terutama disebabkan asumsi bahwa jam-jam itu hari MASIH MALAM, keliru besar. Pada waktu tersebut, sebenarnya sudah terhitung pagi (jam 12 malam ke atas).

Setelah bangun tidur, ambil air wudhu, kerjakan shalat Tahajjud, baca al-Qur'an, minum susu lalu belajar. Setelah shalat Subuh, kamu bisa belajar lagi secara singkat kemudian mempersiapkan diri untuk berangkat sekolah. Ada ganjalan: takut mengantuk di kelas. Itu hanya masalah kebiasaan saja. Kalau sudah tersistem, kamu akan terbiasa. Solusinya, tidur siang cukup. Malamnya me-review sebentar apa yang kamu pelajari di sekolah hari itu.

Belajar dini hari setelah shalat Tahajjud mempunyai banyak keuntungan bagi kamu, diantaranya:
1). Pada waktu-waktu tersebut kondisi udara masih segar, belum banyak polusi.
2). Pikiran kamu masih “fresh”, karena baru bangun tidur, apalagi ditambah shalat Tahajjud dan baca al-Qur’an.
3). Suasana yang hening membuat pelajaran semakin mudah dipahami.
4). Kondisi tubuhmu sedang fit, belum lelah karena belum beraktifitas.